Jumat, 02 Desember 2011

book review


  1. PENDAHULUAN
Buku karya Murni Djamal ini, berjudul “ Haji Abdul Karim Amrullah Pengaruhnya dalam gerakan Pembaharuan Islam di Minangkabau Pada Awal Abad ke-20” diterjemahkan dari judul aslinya berjudul “Haji Abdul Karim Amrullah : His Influence In the Islamic Reform Movement in Minangkabau in the Early Twentieth century”. Buku ini diterbitkan dalam rangkaian kerjasama studi Islam Indonesia – Belanda, rangkaian terbitan ini diarahkan kepada distribusi publikasi penting dalam bidang studi Islam di Indonesia. Diterbitkan oleh Laiden – Jakarta 2002.
DaLam buku ini tidak terdapat studi penulisnya, oleh karena itu dalam penulisan book review ini penulis menganggap perlu untuk memuat atau mencantumkan biografi tentang Haji Abdul Karim Amrullah selaku orang yang dijadikan subjek dalam buku ini.

  1. PEMBAHASAN
1.    Biografi  Haji Abdul Karim Amrullah
Haji Abdul Karim Amrullah lahir di Sungai Batang, Maninjau tahun     1298 H / 1879 M  dan meninggal di Jakarta, Sabtu tanggal 21 Jumadilawal      1364 H / 2 Juni 1945. Setelah mengecap pendidikan dasar menurut garis-garis tradisional diberbagai tempat di Minangkabau, ia berangkat ke Mekkah tahun 1894 untuk melanjutkan pelajarannya dan kembali ke Minangkabau tujuh tahun kemudian. Pada tahun 1903 ia kembali kemekkah untuk kedua kalinya dan pulang ke Minangkabau tahun 1906. sebelum berangkat ke Mekkah Haji Abdul Karim Amrullah belajar mengaji pada Haji Muhammad Salih dan tata bahasa Arab pada Haji Hud di tarusan (sumatera Barat)., ia melanjutkan belajar fikih dan tafsir pada ayahnya sendiri Syekh Muhammad Amrullah, dan Sutan Muhammad Yusuf di Sungai Rotan, pariaman (Sumatera Barat).

2.    Dr. Haji Abdul Karim Amrullah Gerakan Pembaharuan Islam Di Minangkabau Pada Awal Abad Ke-20
Ide pokok dalam book review ini, tentang Dr. Haji Abdul Karim Amrullah pengaruhnya dalam gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau pada awal abad ke-20 terlihat pada BAB III dalam buku ini, dimana Haji Abdul Karim Amrullah membuat gerakan pembaharuan dalam dunia pendidikan. Suraunya di Padang panjang berubah nama menjadi Sumatera Thawalib tahun 1918, sitem sekolah reformis muslim yang melahirkan persatuan Muslim Indonesia atau PERMI. Selain pendiri Sumatera Thawalib, H. Abdul Karim Amrullah juga mengajar disekolah  reformis tersebut, untuk mendapat gambaran dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.    Sistem Sekolah Sebelum Abad ke-20
Secara tradisional Diminangkabau terdapat dua jenis sekolah religius. Yang pertama surau (sekolah mengaji) yang umunya terdapat pada setiap distrik nagari (kampung, atau desa) disitu anak-anak belajar mengaji al-Qur’an, dan kedua Madrasah dimana diajarkan pengetahuan al-Qur’an inilah jenis sekolah agama setelah tahun 1890 sedangkan sebelum tahun itu, yaitu sejak Belanda datang ke Minangkabau pada tahun 1838 samapai 1890, tidak banyak diketahui.

b.    Sumatera Thawalib
Sumatera Thawalib dari Padang Panjang  pada mulanya merupakan Madrasah tradisional di Minangkabau bernama Surau Jembatan Besi. Tidak puas dengan sistem pengajaran tradisional, Haji Abdul Karim Amrullah kemudian mengubah sistem kelas.
Setelah sistem tersebut digunakan selama beberapa bulan, sistem 3 tingkatan tidak memuaskan maka tingkat dasar dibagi 4 kelas sedangkan tingkat menengah dan atas menjadi tingkat V, VI, dan VII.
Dalam upaya untuk memperbaiki mutu pengetahuan dan memperdalam pemahaman siswa-siswanya tentang ajaran-ajaran Islam Haji Abdul Karim Amrullah berusaha memperkenalkan beberapa buku penting bahan-bahan yang diimpor dari timur tengah diantaranya buku karangan, al-ghazali, Ibnu Rusyd , Ibnu sina dan juga memakai karya perintis gerakan modernis islam di Mesir seperti Syekh Muhammad Abduh dan Rasyid Rido.
Kemudian Haji Abdul Karim Amrullah menyelenggarakan pertemuan setiap Rabu malam, dimana pembicaraan bebas dan debat berlangsung antara guru dan murid  yang berkaitan dengan masyarakat Muslim pada umumnya termasuk adat Minangkabau juga dibicarakan.
Kemudian ia menekankan bila seorang guru telah melengkapi dirinya dengan pengetahuan yang diperlukan dan memahami prinsip mengajar ia perlu melakukan satu lagi yaitu niat didalam hatinya, bahwa ia ingin mengentaskan kebodohan, terutama dibidang pengetahuan agama.
Pengaruhan Haji Abdul Karim Amrullah dalam pembaharuan Islam di Minangkabau Setelah  sumatera Thawalib didirikan pada awal abad ke - 20, ini terlihat dimana siswanya membuat gerakan yang sama dalam mencetus pembaharuan pendidikan  contohkan saja Pada tanggal 1 November 1923 Rahmah mendirikan sekolah untuk anak perempuan madrasah diniyah, bertujuan untuk memberantas buta huruf, Rahmah  yang telah belajar dibawah bimbingan Haji Abdul Karim Amrullah selama hampir  8 tahun (1918-1926). Sekolah ini dan upaya-upaya pendirinya merupakan salah satu perintis wanita terpenting di Indonesia, yang juga memperkenalkan reformasi kelompok kaum muda perempuan yang terpelajar dan energik serta berperan besar dalam gerakan-gerakan sosial dan politik di Minangkabau.
Dan dapat dilihat pula dimana perkembangan Muhammadiyah di Minangkabau dapat berkembang, dan cepat diterima oleh masyarakat minangkabau disebabkan kerjasama Haji Abdul Karim Amrullah dan mantan murid-muridnya pada Sumatera Thawalib untuk memperkenalkan Muhammadiyah di wilayah Minangkabau tersebut.
Dari penjelasan diatas, perkembangan pembaharuan pendidikan Madrasah diniyah, jika melihat masa belajar Rahmah El-Yunusiyah  pada Haji Abdul Karim Amrullah yang hampir 8 tahun, dan kemajuan Muhammadiyah di Minangkabau, maka sulit menyembunyikan kenyataan bahwa pengaruh gagasan Haji Abdul Karim Amrullah diambil alih oleh mereka yang mereka dapati melalui pembelajaran di Sumatera Thawalib terdahulu.
Sampai tahun 1930 lembaga-lembaga pendidikan terpenting dari kaum muda di Minangkabau adalah sekolah Diniyah dan terutama sekolah Thwalib. Sekolah Diniyah diikuti oleh murid-murid perempuan dari hampir semua bagian Indonesia, bahkan dari Malaya. Sementara Thawalib sekolah ini juga menarik murid dari semua wilayah Indonesia. Pada tahun 1928, diseluruh Minangkabau ada sekitar 39 sekolah Thawalib dengan jumlah murid sekitar 17.000  orang. “sekolah Thawalib terbesar ada di Padang Panjang, Parabek, dan Padang Japang masing-masing dengan sekitar 750, 800 dan 500 murid. Diperkirakan, sejak pertengahan tahun 1920 –an sampai 1928 sekolah-sekolah Thawalib menghasilkan sekitar seribu lulusan.






  1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas,  dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Sumatera Thawalib merupakan wadah reformasi, H. Abdul Karim Amrullah,  dalam merubah paradigma masyarakat Minangkabau dalam olah pikir.
2.    Sumatera Thawalib, menjadi tempat perubahan dilihat dari, pendirian PERMI (persatuan muslim Indonesia) dan perubahan tatalaksana pendidikan di Minangkabau  dari yang bersifat tradisional  menuju pendidikan yang bersifat reformis, yaitu telah mengenal adanya kelas dan tinggkatan kelas
3.    Dengan perubahan cara pembelajaran yang dilakukan Haji Abdul Karim Amrullah tersebut  membuat siswa/I nya ikut termotivasi membuat gerakan yang sama dalam pembaharuan pendidikan.
4.    Haji Abdul Karim Amrullah memperkenalkan Muhammadiyah ke wilayah Minangkabau, dan perkembangan Muhammadiyah tersebut tidak terlepas dari peran alumnus-alumnus Sumatera Thawalib yang berperan dalam hal tersebut.









BOOK REVIEW
DR. H. ABDUL KARIM AMRULLAH
PENGARUHNYA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM  DI MINANGKABAU PADA AWAL ABAD KE – 20
          MATA KULIAH              : SEJARAH SOSIAL PENDIDIKAN ISLAM
          DOSEN PENGAMPU    : DR. MUHAMMAD FADHIL, M. Ag




Oleh :
HAMDI
NIM. Pp. 210.1.1246

PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar