Jumat, 02 Desember 2011

pola kepemimpinan Rasulullah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
           Kehadiran Nabi Muhammad merupakan merupakan peristiawa yang tiada  bandinggnya  dalam sejarah umat manusia, karena kehadirannya telah membuka zaman baru dalam membangun peradaban dunia bahkan alam semesta. Beliau adalah utusan Allah swt yang terakhir sebagai pembawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.
           Kesuksesan nabi Muhammad dalam memimpin telah banyak dibahas para ahli sejarah Islam maupun sejarawan barat.  Kepemimpinan Rasulullah memiliki berbagai macam kelebihn  dan cirri khas yang sangat menonjol dibandingkan dengan kepemimpinan lainnya
          Karakteristik inilah yang membedakan Rasulullah dengan pemimpin dunia lainnya. Bahkan dalam segala aspek kehidupan Rasulullah selalu unggul. Tidak ada di dunia ini pemimpin yang ucapan, perkataan dan perbuatannyadibukukan hingga berjilid-jilid banyaknya seperti Rasulullah. 
    
B.     Rumusan Masalah
     Adapun yang jadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1 .Bagaimanakah kepribadian Rasulullah ?
2. Bagaimanakah pola kepemimpinan Rasulullah?
            C.  Tujuan Penulisan.
                      Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1.      Ingin mengetahui kepribadian Rasulullah
2.      Ingin mengetahui pola kepemimpinan Rasulullah






BAB II
PEMBAHASAN
POLA KEPEMIMPINAN RASULULLAH

A.    Kepribadian Rasulullah
        Budi pekerti luhur telah dimiliki Rasulullah semenjak sebelum beliau diutus menjadi rasul. Beliau tidak pernah memuja berhala dan tidak pernah pula ikut serta menerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh, sebagai yang biasanya dikerjakan          oleh pemuda-pemuda Quraisy dan beliau dikenal sebagai seorang yang amin (dipercaya).    [1]          
        Sesudah Muhammad diutus menjadi Rasul, ada orang yang membenarkan seruan beliau, dan ada pula yang tidak, malah ada yang memusuhinya. Tetapi musuh-musuh beliau tidak melihat pada Rasulullah sesuatu sifat yang boleh digunakan untuk pencela beliau. Mereka tidak menemukan suatu kekurangan atau celaan pada Muhammad s.a.w.[2]
        Untuk mengetahui keluhuran budi pekerti Rasulullah dapatlah kiranya kalau kiat perhatikan firman Allah :


Artinya: “Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) mempunyai budi pekerti yang luhur “. (QS. Al-Qalam : 4)
        Sejak dahulu ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah untuk membawa kepuasan jiwa bagi manusia dari segala bangsa seluruh dunia. Dari sekian banyak catatan sejarah Islam, Nabi Muhammad saw telah membuka lembaran baru dalam sejarah umat manusia dengan member keadilan, toleransi dan persamaan bagi manusia. Pelaksanaan keadilan dibuatnya mudah, cepat, sederhana dan menjamin kebebasan semua umat manusia demi kepentingan semua Negara.[3]                Setelah Islam bertambah maju dan tersiar dengan amat pesat, sesungguhya Muhammad,saw mempunyai dua kekuasaan yaitu kekuasaan agama dan politik. Meskipun kekuasaan Muhammad sudah menjadi besar, tetapi keadaan Muhammad tidaklah berubah, gejala-gejala tak baik karena kebesaran itu tiada nampak padanya . Beliau masih sebagai sedia kala.[4]
        Beliau sendiri yang memerah kambingnya, menambal kainnya, mensol sandalnya dan melayani dirinya. Beliau tidak segan makan bersama-sama dengan khadam (palayan). Para sahabat merasakan bahwa Rasulullah itu hanya sebagai pemimpin dan teman, tak lebih dari itu. Rasulullah melarang sahabat-sahabat beliau berdiri menghormatinya kalau beliau datang. Bila Rasulullah menghadiri majelis sahabat-sahabtnya, beliau duduk di mana saja, tanpa memilih tempat, seakan-akan beliau hanyalah seorang biasa saja.[5]
        Rasulullah kerapkali bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya, bergaul dan bercakap-cakap, serta berkelekar dengan anak-anak mereka, beliau tiada segan memeluk anak-anak itu dipangkuan beliau. Juga beliau tidak berkebratan memperkenankan undangan siapa saja, biarpun orang merdeka atau hamba sahaya, maupun orang miskin, begitu juga menengok orang sakit, biarpun tempatnya di luar kota.[6]     
       
B.     Pola Kepemimpinan Rasulullah
        Berbicara tentang kepemimpinan Rasulullah saw, yang merupakan rahmatan lil’alamin, pada hakekatnya adalah berbicara tentang seorang tokoh pemimpin yang universal dan komprehensip , karena misi kepemimpinan Rasulullah tidak hanya tertuju pada suatu kaum atau golongan, tidak pula terhadap suatu bangsa atau keturunan yang berbeda karena adat dan agamanya, warna kulit dan bangsawannya. Akan tetapi sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an misi yang dibawa Rasulullah mencakup ruang lingkup yang sangat luas, yaitu Kaffatan linnas dan rahmatan lil ‘alamin.[7]
        Kepemimpinan Rasulullah sebagai suri tauladan yang harus diikuti oleh umat Islam, beliau memiliki akhlak yang agung dan mulia. Dengan keluhuran akhlak itulah beliau berdakwah, mengajak manusia menuju jalan yang diridai Allah. Nabi Muhammad memiliki akhlak yang luhur, karenanya dakwahnya berhasil dengan gemilang . Hanya dalam waktu kurang 23 tahun beliau berhasil merombak masyarakat jahiliah yang dungu dan bodoh menjadi masyarakat maju dan berpendidikan. Dalam waktu yang singkat itu beliau berhasil mengangkat kehidupan masyarakat Arab yang tidak dikenal menjadi bangsa yang diperhitungkan dunia.[8]
        Keteladanan Rasulullah dalam memimpin tidak diragukan lagi. Tindak tanduk dan sepak terjang beliau dalam memimpin merupakan cermin pribadi mulia. Sebagai sosok pemimpin , beliau selalu mengedepankan niali akhlak. Tataran ini kerap menjadi panutan generasi di masanya dan sesudahnya. Tataran akhlak yang ditampilkan Rasulullah bukan saja menjadi perisai kepribadian, melainkan juga mampu meluluhkan kekerasan hati siapa pun yang memusuhinya. Itulah sebabnya, Rasulullah dapat dikatagorikan sebagai manusia istimewa. Keistimewaan ini merupakan muara penyebaran rahmat bagi alam semesta.[9]
        Keistimewaan  yang dapat dipaparkan berkaitan dengan pola kepemimpinan Rasulullah yaitu :
1.    Pemimpin yang zuhud. Gambaran ini dapat kita simak dari salah satu riwayat, bukit-bukit di Mekkah dengan emas. Tetapi aku mengatakan kepada-Nya : Ya Allah, aku lebih suka makan sehari dan lapar pada hari berikutnya, jika aku dalam keadaan lapar , maka aku akan mengingat-Mu. Dan jika aku dalam keadaan kenyang, maka akupun dapat memuji-Mu serta bersyukur atas nikamt-nikmat-Mu.
2.    Pemimpin yang amanah dan professional. Rasulullah pernah bersabda bahwa pemimpin adalah pelayan ummat.[10]
       Berhasil tidaknya kepemimpinan seseorang dapat ditandai dengan sejauh mana nilai-nilai kasih sayang yang ditanamkannya untuk rakyat. Barometernya dapat diukur melalui respon yang diberikan oleh pemimpin terhadap penderitaan rakyat. Selain itu dapat juga dilihat melalui antusiasnya menggiring rakyat untuk menuju kehidupan yang sempurna.[11]
       Pemimpin yang memiliki jiwa kasih sayang akan salalu mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi dan keluarganya. Melalui prinsip ini maka antara pemimpin dan rakyat akan seia-sekata dalam membawa Negara menuju cita-cita luhurnya. Bedasrkan sifat ini pula maka pemimpin dan rakyat akan berani berkorban untuk kepentingan bangsa dan negaranya. Sedangkan pemimpin yang berani melakukan tindakan yang sama sekali tidak memihak kepada rakyat, seperti korupsi, membeking tindakan-tindakan spekulan dan lain-lain adalah cirri dari pemimpin yang tidak memiliki sifat kasih sayang. Pemimpin yang seperti ini tidak akan mampu berbuat banyak untuk kepentingan rakyat dan bahkan rakyat pulalah yang selalu menjadi korban dari kebijakannya.[12]   
      Nabi Muhammad saw, diutus adalah membawa rahmat bagi sekalian alam. Maknanya ialah bahwa rahmat yang dibawa oleh Nabi Muhammad tidak hanya dirasakan oleh manusia saja, bahkan makhluk-makhluk lainpun turut marasakan arti kasih sayang dari Nabi Muhammad. Pola kepemimpinan yang berbasis kasih sayang seperti Nabi Muhammad inilah yang sudah kita rindukan selama berabad-abad.[13]
     Kesuksesan yang diraih oleh Rasulullah selam kepemimpinannya diduga kuat karena pola yang dibangunnya berbasis kasih sayang. Ketika pola ini dipublikasikan, maka orang-orang yang dekat dengannya berani mengorbankan apa saja yang mereka miliki. Tentu saja antusias ini diawali dari bobroknya moral pemimpin yang selama ini mengurusi mereka. [14] 
       Rasulullah dan pemimpin-pemimpin besar lainnya banyak mempunyai musuh-musuh, tetapi tidak seorangpun diantara musuh-musuh itu yang dapat menemukan sesuatu celaan dalam budi pekerti beliau. Bahkan banyak pula ahli-ahli ketimuran yang memusuhi Islam menuturkan bahwa berhasilnnya seruan Muhammad itu bukan karena seruan itu betul, melainkan karena hasil dari kepandaian , budi pekerti, kasih sayang dan kebijaksanaan  Muhammad dalam menghadapi sesuatu masalah.[15]
       Gambaran kepemimpinan Rasulullah diekspose oleh orang-oarang yang tidak memahaminya, seperti Al-Qur’an di tangan kiri dan pedang di tangan kanan, sama sekali tidak mengurangi nilai-nilai kasih sayang pada kepemimpinan Rasulullah. Hal ini sangat tergantung dari sisi mana seseorang melakukan penilaian, bahkan gambaran seperti ini menunjukkan betapa tidak ragu-ragunya Rasulullah dalam menegakkan suara kebenaran.[16]
       Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah telah berhasil menanamkan nilai-nilai kasih sayang di era kepemimpinannya. Pemimpin-pemimpin Quraisy yang dulunya dikenal dengan kebengisan dan tidak berperi kemanusiaan akhirnya tunduk di bawah kepemimpinan Rasulullah. Sikap seperti ini juga perlu mendapat perhatian pemimpin pada saat ini, di mana setiap pendekatan yang dilakukan tidak mesti menggunakan ‘tangan besi’. Pengembangan pembangunan meskipun juga untuk kepentingan rakyat seperti pelebaran jalan dan lain-lain harus dikomunikasikan dengan nilai-nilai kasih sayang. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, maka rakyatpun tidak akan pernah merasa keberatan jika harta bendannya tergusur, dan bahkan mereka merasa bangga telah dapat berkorban untuk kepentingan negaranya.[17]
       Ketika nilai-nilai kasih sayang ini ternafi dalam kehidupan pemimpin maka terjadilah ketidakpuasan di tengah-tengah rakyat. Upaya seperti ini juga pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad, akan tetapi tidak ada yang namanya protes, bahkan yang terjadi sebaliknya di mana rakyat ramai-ramai menyumbangkan apa yang mereka miliki. Kejadian seperti ini tentu saja diawali dari watak pemimpinnya yang selalu mengedepankan prinsip dan nilai-nilai kasih sayang . Nilai-nilai kasih sayang Nabi Muhammad ini tidak datang secara otomatis, akantetapi sudah ada sebelum beliau menjadi pemimpin. Oleh karena itu, ketika Nabi Muhammad menerapkan pola kasih sayang ini, maka tidak ada satupun yang mencurigainya.[18]
       Pola kasih sayang yang diterapkan oleh Rasulullah ini membuat namanya diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai sosok pemimpin yang membawa rahmat. Artinya, tidak ada seorangpun yang merasakan bahwa pola kepemimpina Rasulullah ini merugikan rakyat dan bahkan mereka merasa terlindungi dengan kehdiran beliau. [19]
       Pengakuan Rasulullah sebagai orang yang berkualitas dalam kepemimpinannya tidak hanya dari kalngan muslim, tetapi juga oleh orang-orang barat, “Muhammed is the perfec man of this generation and a particulary effective symbol of the divine “ (Armsstrong,1994). Muhammad itu adalah manusia yang sempurna dari generasinya dan merupakan symbol yang tepat dari tuhan.[20]
       Ungkapan Al-Qur’an terhadap pola kepemimpinan Rasulullah di atas adalah sebagai contoh rill dari pemimpin yang sukses. Untuk mencontoh pola yang seperti ini, diperlukan kecerdasan dalam membaca tanda-tanda zaman karena rakyat yang dihadapi oleh Rasulullah berbeda jauh dengan rakyat yang dihadapi pada masa sekarang.          
       































 III
PENUTUP

KESIMPILAN

Dari pembahasan-pembahasan dalam penulisan makalah ini, maka dapat disimpulkan  hal-hal sebagai berikut :
1.   Budi pekerti luhur telah dimiliki Rasulullah sejak sebelum beliau diutus menjadi Rasul. Beliau tidak pernah memuja  berhala dan tidak pernah pula ikut serta mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh, seperti yang dikerjakan oleh pemuda-pemuda Quraisy dan beliau dikenal sebagai seorang yang amin (dipercayai).
2.   Pola kepemimpinan yang menerapkan nilai-nilai kasih sayang seperti halnya yang diterapkan oleh Rasulullah akan mudah diterima olah rakyat. Implikasi yang mudah dirasakan adalah munculnya semangat bersama untuk memajukan bangsa dan Negara bersama-sama rakyat. Kepemimpinan yang membawa manfaat sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kasih sayang yang diemban seseorang, sehingga penerapan nilai-nialai inilah yang selalu membuat sosok kepemimpinan yang legendaris  dalam kehidupan.  


















DAFTAR ISI


                                                                                                                  Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………....ii

BAB I       PENDAHULUAN
                 
A.       Latar Belakang…………………………………………....1
B.        Rumusan Masalah………………………………………...1
C.       Tujuan Penulisan………………………………………….1

BAB II      PEMBAHASAN
A.    Kepribadian Rasulullah……………………………………2
B.     Pola Kepemimpinan Rasulullah…………………………...3

BAB III    PENUTUP
                  Kesimpilan……………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA











DAFTAR PUSTAKA

  1. Syalabi, (1992), Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Alhusna.
Pahlawan Kayo, RB.Khatib, (tt), Kepemimpinan Islam dan Dakwah, Jakarta : Amzah.
Taher Tarmizi, Kepemimpinan dan Keteladanan Nabi Muhammad ,WWW. Suarakarya-online.com/news .html.



[1] . A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta : Pustaka Al-Husna,1992), hal.223.
[2] .Ibid.
[3][3] .Tarmizi Taher, Kepemimpinan dan Keteladanan Nabi Muhammad,www. Suarakarya-online.com/news.html.
[4] .A.Syalabi,Sejarah dan kebudayaan Islam, (Jakarta  : Pustaka Al-Husna, 1992), hal.223.
[5][5] .Ibid.
[6] . Ibid., hal.223-224.
[7] . RB. Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam dan Dakwah, (Jakarta : Amzah, tt), hal. 89-90.
[8] .Ibid.
[9] .WWW.Kotasantri.com.Pola Kepemimpinan Rasulullah.( Diakses 03 Mei 2011)
[10] .Ibid.
[11] .WWW.Waspada. co.id . Kepemimpinan Rasulullah. (Diakses 03 Mei 2011 )
[12] . Ibid.
[13] . Ibid.
[14] . Ibid.
[15] .A. Syalani, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta : Pustaka Alhusna, 1992), hal.225.
[16] . WWW.Waspada.co.id
[17] . Ibid.
[18] .Ibid.
[19] .Ibid.
[20] .WWW. azuarjuliandi.com/Index.Php/com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar